Bali memiliki begitu banyak museum dan salah satunya adalah
museum arkeologi yang lebih dikenal sebagai
museum Gedong Arca.
Museum Arkeologi ini terletak di Desa Bedulu kecamatan Blahbatuh
Gianyar, tepatnya di jalur menuju Tampaksiring dan dekat dengan
obyek wisata Goa Gajah. Tidak sulit menemukannya karena berada di pinggir jalan raya dengan papan nama di depannya.
Di dalam museum ini terdapat koleksi koleksi peninggalan purbakala
dari jaman peralihan berkembangan manusia pada kebudayaan Hindu – Buddha
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Koleksi Museum Arkeologi Gedung Arca
saat ini berjumlah 185 buah yang terdiri dari dua kelompok yaitu
dari
masa prasejarah dan sejarah. Koleksi dari masa prasejarah di mulai dari
jaman batu sampai jaman perunggu dan masa sejarah di mulai dari abad ke-
8 M sampai abad ke- 15 M. Koleksi-koleksi tersebut dipamerkan di
halaman tengah, halaman dalam dan di depan Padmasana. Koleksi di museum
ini berupa Paleolitik, Mesolitik, Neolitik, Perundagian, Sarkopagus,
Stupika Tanah Liat, Benda Perunggu, Meterai Tanah Liat, Lingga, Arca
Dwarapala, Replika, Keramik, dan Periuk.
Diantara koleksi benda-benda prasejarah ini terdapat juga alat-alat
dari batu, tulang dan lain-lainnya. Yang sangat menarik perhatian adalah
beberapa buah peti mayat (sarkopagus) yang berasal dari berbagai tempat
di Bali. Sarkopagus itu pada umumnya berbentuk seperti kura-kura,
mempunyai tonjolan pada sisi depan dan sisi belakangnya atau pada sisi
sampingnya.
Museum Arkeologi (Museum Gedung Arca) adalah site
museum yang dalam pengelolaanya merupakan bagian dari Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala Bali Wilayah Kerja Propinsi Bali, NTB, dan NTT
(BP3 Bali). Sejarah pendirian museum bermula dari gagasan dari
Prof.Dr.R.P. Soejono dan Drs. Soekarto K.Atmojo
(Mantan Kepala Dinas Purbakala Bali). Untuk memajangkan/memamerkan
benda cagar budaya yang telah berhasil dilestarikan sejak berdirinya
Jawatan Purbakala tahun 1950. Museum Arkeologi dengan koleksi unggulan
berupa benda cagar budaya dari masa prasejarah dan sejarah yang
seluruhnya berasal dari hasil pelestarian di wilayah Provinsi Bali,
secara resmi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 14 September 1974.
No comments:
Post a Comment